Click here to get more mini-SharkBreak widgets - www.SharkBreak.com

Uta no uta


Get a playlist! Standalone player Get Ringtones
Powered By Blogger

Senin, 22 Desember 2008

H>E>L>P


saya adalah seorang member di sebuah situs Tanya jawab yang bernama Tanya saja,alamatya di tanyasaja.com,disitus itu,pertanyaan sesulit apapun bisa terjawab,hanya saja kadang kurang valid,tapi bisa juga untuk menambah ilmu.

Suatu ketika saya menanyakan sebuah pertanyaan,dengan tema:


hubungan dengan keluarga

bagaimana agar terbiasa senyum dengan anggota keluarga?karena setelah saya dibohongi oleh anggota keluarga saya ,saya jadi tak bisa berbicara 1 kata-pun di depan mereka semua,kejadian ini sudah berlangsung hapir selama 2 tahu.bagaimana caranya???


Saya memang tak bisa mendapatkan jawaban langsung setelah memberi pertanyaan itu,tapi besoknya seorang member memberi jawaban yang cukup berarti bagi saya,di member itu dia memakai id –TERANIA-,nyatanya ia memberikan jawaban itu karena dia juga memiliki nasib yang sama seperti saya,dia menjawab seperti ini:

Wah, bro, kayaknya kita senasib nih...

Keluarga saya juga dulu hanya membawa rasa sakit pada saya, sampai akhirnya ortu saya cerai dan saya keluar dari rumah.

Hmm, kalo saya lihat-lihat pertanyaan dan jawaban yang pernah anda berikan di TS ini (dan juga dari nama user anda). Tampaknya kita sama2 orang yang tertarik dengan budaya Jepang ya bro ?

Ore no namae wa Terrania desu, Yoroshiku ne.

Ortu saya juga dulu nyaris gak pernah mengajarkan saya apa-apa, jadi saya sering hanya jadi korban keegoisan.

Dan dahulu saya juga merasakan sakit dan terror yang berkepanjangan kalo berada di rumah,mau kaburpu gak punya uang...

Sampai suatu saat saya menjadi RPG gamer. Juno_Ichi-san pernah main game RPG buatan Jepang (yang sudah di translate ke bahasa Inggris tentunya) ? pernah main Final Fantasy Tactics dan Radiata Stories ?

Dari kedua game tsb saya mendapatkan 2 buah filosofi dan pelajaran yang berharga.

Pertama, "Blame Yourself or God". Salahkan dirimu sendiri atau salahkan Tuhan. Apapun yang terjadi pada diri kita, kita cuma bisa menyalahkan dua pihak : Diri kita sendiri (karena mungkin apa yang terjadi pada diri kita adl akibat perbuatan kita sendiri), atau salahkan Tuhan (krn kalo apa yang terjadi pada diri kita bukan krn perbuatan buruk kita pada sesama mahluk hidup, artinya kejadian buruk tsb merupakan takdir dari Tuhan).

Jangan pernah menyalahkan orang lain, kenapa ? krn filosofi kedua dibawah ini

Yang kedua, Hate the Crime, not the Criminal. Bencilah kejahatannya, jangan membenci penjahatnya. Kanapa ? Karena nyaris selalu, orang yang menjadi penjahat merupakan korban dari sebuah kejahatan.

Apabila kita membenci penjahatnya, maka timbul keinginan untuk balas dendam, untuk menyakiti orang yg telah membuak kita sakit, untuk "mengatakan" pada mereka "begini nih yang gue rasain, sekarang lu rasain sendiri, gak enak kan".

Nah, yang jadi masalah adl apabila kita melakukan balas dendam, maka kita sudah meniru perbuatan orang yang jahat pada kita, dengan kata lain : kita sudah menjadi sama saja/sederajat dengan orang yang kita benci.

Udah tahu digituin gak enak, kok ngegituin orang lain ?

Berbeda kalo kita tidak membenci penjahatnya, tapi membenci kejahatannya.

Apabila kita membenci kejahatannya, artinya kita akan menjauhi kejahatan tsb bukan ? tidak akan melakukan hal yg kita benci bukan ?

Dan kita bisa balas dendam pada kejahatan tsb dengan melakukan hal yang berlawanan dengan kejahatan tsb.

Misalnya : Kita pernah ditipu orang nih, kita udah ngerasain gak enak banget rasanya ditipu, nah kita membenci kejahatanya (yaitu penipuan), dan akhirnya kita berkata pada diri sendiri "gue benci banget ama penipuan, gue udah ngerasain betapa gak enaknya ditipu, gue benci banget sama yang namanya penipuan, gue bersumpah seumur hidup gue gak bakal mau turun derajat jadi manusia yang serendah si penipu itu, gue gak bakal mau menipu orang lain"

Nah itulah inti dari "membenci kejahatannya, bukan membenci penjahatnya".

Tambahan, Biasanya, seorang penjahat adl orang yang "membenci penjahatnya" dan akhirnya melakukan balas dendam, dan akhirnya menjadi penjahat juga.

Yang jadi masalah, kadang si "korban" ini, tidak balas dendam pada "penjahat" yang menyakiti dia, tapi pada orang lain. Salah satu contoh yang paling konkrit adl budaya Ospek, dimana para orang yg dahulu pernah di ospek dan sakit hati, setelah menjadi senior, kemudian mereka balas dendam dengan mengospek juniornya...dan akhirnya sampai terjadi kejadian seperti di IPDN itu...

Nah, kita perlu memahami bhw "penjahat" yang menyakiti kita itu nyaris pasti adl "mantan korban" yang kemudian memutuskan untuk "membenci penjahatnya", dan akhirnya menjadi "penjahat" bagi orang lain.

Nah, kita sebagai orang yang telah mendapat "pencerahan" bhw membenci kejahatan dan bukan penjahatnya adl hal yang benar, dan bhw semua hal yang terjadi pada kita bukan salah orang lain tapi merupakan kesalahan kita sendiri atau takdir dari Tuhan....tidak punya alasan logis untuk membenci orang lain bukan ? dan tidak punya alasan logis untuk balas dendam bukan ?

Semoga opini saya ini bisa membantu anda...saya termasuk orang yang mendapatkan nyaris seluruh idealisme hidup saya dari Game, Anime dan Manga, orang tua saya nyaris tidak pernah mengajari filosofi apapun...


yang membuat saya tertarik pada jawaban itu adalah,kutipan yang diberikan oleh Terrania:

"Dari kedua game tsb saya mendapatkan 2 buah filosofi dan pelajaran yang berharga.

Pertama, "Blame Yourself or God". Salahkan dirimu sendiri atau salahkan Tuhan. Apapun yang terjadi pada diri kita, kita cuma bisa menyalahkan dua pihak : Diri kita sendiri (karena mungkin apa yang terjadi pada diri kita adl akibat perbuatan kita sendiri), atau salahkan Tuhan (krn kalo apa yang terjadi pada diri kita bukan krn perbuatan buruk kita pada sesama mahluk hidup, artinya kejadian buruk tsb merupakan takdir dari Tuhan).

Jangan pernah menyalahkan orang lain, kenapa ? krn filosofi kedua dibawah ini

Yang kedua, Hate the Crime, not the Criminal. Bencilah kejahatannya, jangan membenci penjahatnya. Kanapa ? Karena nyaris selalu, orang yang menjadi penjahat merupakan korban dari sebuah kejahatan."

nyatanya walupun,Terrania hidup dengan tidak mengandalkan orang tua,ia masih bisa mendapatkan filosofi tentang bertahan hidup dari semua hal yang ada disekelilingnya,saya tak perlu waktu lama untuk kagum pada Terrania.ia tahu apa yang baik dan buruk,apa yang harus dilakukan dan tidak.

walaupun saya tak tahu jelas tentang seperti apa sosok Terrania-san yang sebenarnya,saya yakin bahwa dia bisa mendapatkan hal yang dia inginkan,hingga akhirnya dia akan berhasil membuat ke 2 orang tuanya bangga akan dirinya.

saya hanya ingin memberi pesan kepada setiap orang tua dan calon orang tua yang membaca artikel ini:

"kami lahir dari rahim orang tua yang disebut IBU,kami lahir dari setitik cairan yang bernama sperma,yang dikeluarkan oleh AYAH,karena itulah kami hanya ingin mendapatkan segenggam hal yang berharga yang diberikan langsung oleh tangan kalian,pandang kami sebagai seorang anak,yang sampai kapanpun juga akan selalu butuh kasih sayang kalian,kami dilahirkan bukan sebagai korban dari ke-egoisan kalian,apa kalian tak mengerti apa yang coba kami katakan?,kami ingin terus menjadi anak kalian dengan perasaan tenang dan nyaman,bukanya mendapatkan rasa kecewa atas perlakuan kalian,kami hanya hidup sekali,kalau kami mati kami takan ada lagi di dunia ini,karena itulah kami mohon,hargailah akan tekad kami,Ibu,ayah..entah harus bagimana lagi aku menyampaikan hal ini pada kalian...jangan membuatku merasa tak berarti karena telah dilahirkan didunia ini,..dalam hati ini perasaan benci takan bisa muncul untuk membenci kalian,karena itulah aku hanya bisa memendam rasa sakit sendirian...selamtkan aku dengan sebuah rasa tulus yang bersumber dari nurani kalian.."




0 komentar:

Posting Komentar